Film Indonesia Saranjana: Kota Ghaib berfokus pada legenda kota gaib Saranjana, yang dikatakan berada di wilayah Kalimantan Selatan. Dengan menggabungkan misteri, elemen budaya lokal, dan ketegangan supranatural, film ini menghasilkan pengalaman yang mencekam sekaligus memikat.
Utama cerita, Rama, dimainkan oleh aktor muda terkenal, adalah seorang jurnalis investigasi yang skeptis dan ambisius. Rama terkenal karena hobinya meneliti cerita-cerita aneh yang sering diabaikan oleh media utama. Ia mendengar tentang Saranjana, sebuah kota gaib yang sering disebut oleh orang-orang di daerah itu, meskipun tidak ada di peta. Konsekuensinya, kota ini hanya dapat diakses oleh mereka yang "terpilih" atau memiliki hubungan dengan dunia supranatural.
Rama melihat cerita Saranjana sebagai kesempatan yang bagus untuk menarik perhatian. Di awal cerita, ia berangkat ke sebuah desa di Kalimantan Selatan bersama sahabatnya Dimas, yang diperankan oleh komedian terkenal. Saat mereka tiba di sana, mereka bertemu dengan penduduk lokal yang tampaknya tidak mau berbicara tentang Saranjana. Mereka mengatakan kepada Rama dan Dimas untuk tidak mencoba mencarinya karena orang yang masuk ke Saranjana tidak akan kembali.
Rama, bagaimanapun, tidak percaya dengan cerita-cerita itu. Ia tidak percaya cerita ini. Mereka memulai perjalanan ke hutan yang dipercaya menjadi gerbang menuju kota gaib tersebut dengan bantuan seorang pemandu lokal bernama Laila. Laila awalnya ragu untuk pergi, tetapi ia memiliki hubungan khusus dengan legenda Saranjana karena kakeknya pernah menghilang secara misterius di hutan itu.
Selama perjalanan, mereka mulai mengalami kejadian aneh. Mereka mendengar suara-suara aneh yang memanggil nama mereka, waktu terasa berjalan lebih lambat, dan pemandangan di sekitar mereka berubah tanpa alasan yang jelas. Ketika salah satu anggota kelompok mereka mulai bertingkah laku aneh, seolah-olah dia dirasuki oleh sesuatu yang tidak terlihat, keadaan menjadi lebih tegang.
Puncak cerita terjadi ketika mereka akhirnya "melihat" Saranjana, sebuah kota yang indah yang sangat berbeda dari desa-desa di sekitar hutan dan penuh dengan gedung-gedung megah dan teknologi canggih. Meskipun demikian, keindahan ini segera berubah menjadi horor. Mereka menemukan bahwa kota itu adalah jebakan yang dibuat untuk menarik orang-orang dari langit.
Rama, yang awalnya skeptis, sekarang menghadapi kebenaran yang sulit diterima. Ia mulai menyadari bahwa Saranjana bukan hanya mitos; itu adalah fakta yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat. Meskipun orang-orang di kota itu tampaknya baik-baik saja, mereka memiliki kesan yang tidak wajar. Rama segera menyadari bahwa setiap orang yang memasuki Saranjana harus membayar harga yang mahal untuk keluar, entah itu dengan jiwa mereka atau barang berharga lainnya.
Ketika kelompok mereka mulai terpisah satu per satu, dan mereka harus menghadapi ketakutan terbesar masing-masing, film ini semakin mencekam. Laila mengalami trauma karena kehilangan keluarganya, Dimas merasa bersalah atas keputusan yang buruk di masa lalu, dan Rama harus menghadapi egonya sendiri yang telah membawa dia ke sini.
Rama dan Laila menggunakan petunjuk yang mereka temukan di kota untuk membuat rencana melarikan diri. Mereka menemukan bahwa Saranjana memiliki "gerbang" yang hanya dapat dibuka untuk waktu tertentu. Melarikan diri, bagaimanapun, bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus menghadapi orang-orang Saranjana, yang ternyata adalah makhluk jahat yang terjebak di kota itu dan tidak ingin pergi.
Dalam adegan klimaks, Rama dan Laila berhasil mencapai gerbang, tetapi mereka harus mengorbankan banyak hal untuk mencapainya. Salah satu harus tetap untuk memungkinkan yang lain keluar. Penonton terkejut dengan keputusan ini. Rama akhirnya berhasil keluar dari Saranjana, tetapi ia kehilangan orang penting.
Di akhir film, Rama kembali ke kota asalnya, membawa cerita yang ia inginkan, tetapi dengan rasa penyesalan. Dia menyadari bahwa dunia tidak siap untuk mengetahui kebenaran tentang Saranjana, jadi dia memilih untuk tidak mempublikasikan pengalaman itu. Namun, ada indikasi bahwa entitas Saranjana mungkin masih mengawasi dirinya di akhir adegan.
Saranjana: The City of Angels adalah sebuah film yang berhasil menghidupkan kembali mitos lokal dengan cara yang lebih segar dan kontemporer. Film ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menggugah pikiran tentang hubungan antara manusia, mitos, dan alam semesta melalui visual yang memukau, akting yang kuat, dan alur cerita yang menegangkan. Film ini adalah pengingat bahwa ada hal-hal yang lebih besar dari pemahaman manusia, dan bahwa terkadang rasa hormat terhadap yang tak terlihat adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri. kunjungi : https://jinwar.org/